Berita
SIDOMULYO, Diskominfo Lamsel – Musim kemarau tidak lagi menjadi momok bagi peternak di Kecamatan Sidomulyo, khususnya di Desa Seloretno dan Sidodadi untuk mencari pakan hijauan.
Pasalnya, peternak di wilayah itu mulai menerapkan teknologi
pengolahan pakan ternak alternatif dengan teknologi fermentasi berbahan baku sampah
atau dedauan kering.
Hebatnya, selain irit dan mudah dibuat sendiri, pakan
ternak alternatif itu diklaim mampu bertahan hingga berbulan-bulan bahkan hingga
satu tahun sehingga peternak tidak lagi khawatir dengan kelangkaan pakan hijauan
dikala musim kemarau.
Adalah Sertu Zulkarnaen, anggota Koramil 421-07 Kecamatan
Sidomulyo Kodim 0421 Lampung Selatan, yang bertugas sebagai Bintara Pembina
Desa (Babinsa) di Desa Seloretno dan Sidodadi berhasil menciptakan inovasi pakan
ternak berbahan baku sampah daun kering.
Menurut Zulkarnaen, ide itu berawal dari musim kemarau
yang berkepanjangan, dimana peternak sulit untuk mencari pakan ternak berupa
rumput hijau.
“Ini berawal dari kelangkaan rumput hijau disaat musim kering. Dari situ saya berfikir mencari solusi menciptakan pakan ternak dari daun-daun kering,” ujar Zulkarnaen ditemui tim Diskominfo Lamsel pada Senin, 7 Oktober 2019 kemarin.
Sertu Zulkarnaen (baju loreng) bersama Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan M. Sefri Masdian saat memberikan pakan ternak berupa dedauan kering hasil fermentasi.
Dia menambahkan, selain kelangkaan pakan disaat kamarau, ide
membuat pakan ternak fermentasi itu juga dikarenakan untuk menghemat tenaga dan
waktu ditengah menjalankan tugas sebagai Babinsa.
“Ini juga menyangkut kedinasan, saya ini kan Babinsa tugasnya mangayomi masyarakat. Jadi nggak sempat mau ngarit. Dengan ini (fermentasi) saya bisa menghemat waktu dan tenaga, mau memberi makan tinggal ambil di persediaan,” ungkap Zulkarnaen.
Dia menyatakan, pembuatan pakan ternak itu pun terbilang sangat mudah dan murah, hanya dengan modal awal tidak lebih dari Rp200 ribu. Modal itu untuk membuat alat pencacah dan membeli bahan lainnya.
Dengan penuh semangat, Zulkarnaen pun menjelaskan dengan rinci tahapan-tahapan proses pembuatan pakan ternak fermentasi itu.
Pertama bahan baku utama berupa daun-daun kering atau jerami yang dipotong kecil-kecil, ditambah beberapa bahan seperti suplemen mikro organik cair, bekatul, gula pasir, dan garam yang telah dilarutkan kedalam ember. Kemudian semua bahan itu diaduk sampai merata.
Setelah semua bahan tercampur, bahan pakan ternak
tersebut kemudian difermentasi dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik
maupun tong dan ditutup rapat selama 10-15 menit. Usai melalui proses
fermentasi, bahan pakan ternak tersebut sudah siap digunakan.
“Sambil nunggu 10-15 menit kita bisa mengerjakan yang lain. Tetapi, semakin lama waktu fermentasinya, 4 hari atau seminggu semakin baik kualitasnya,” terangnya.
Sertu Zulkarnaen (baju loreng) disaksikan Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan M. Sefri Masdian saat menjelaskan proses pembuatan pakan ternak fermentasi dari sampah daun kering.
Dirasa berhasil, Zulkarnaen pun menularkan ilmunya kepada warga disekitar tempat tinggalnya. Selain sebagai Babinsa, posisi sebagai Ketua Radio Persaudaraan Penduduk Sidomulyo (RPPS) pun tidak disia-siakan Zulkarnaen untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat di wilayahnya.
“Alhamdulillah, setelah saya jalani selama 3 bulan
dan sejauh ini berhasil, bersama RPPS dan didorong serta didukung Kepala Dinas
Kominfo Lampung Selatan, saya akan terus lakukan kegiatan ini untuk membantu
masyarakat, khususnya peternak di Lampung Selatan,” ucapnya.
Sosok pria yang ramah dan sangat familiar terutama bagi warga Kecamatan Sidomulyo dan Candipuro ini pun berharap, kegiatannya tersebut dapat terus didukung dan disosialisasikan ke masyarakat.
Karena selain membantu peternak menciptakan pakan alternatif,
kegiatannya itu juga diharapakn dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan
akibat pembakaran sampah daun-daun kering.
“Mudah-mudahan ini bisa di dorong kesemua masyarakat Lampung Selatan, sehingga tidak ada lagi peternak yang kesulitan mencari pakan di musim kemarau. Dan tidak ada lagi peternak yang menjual ternaknya ke tengkulak dengan harga murah disaat musim kemarau,” tandasnya.
Sertu Zulkarnaen (baju loreng) bersama Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan M. Sefri Masdian bersama anggota RPPS saat melakukan sosialisasi pekan ternak fermentasi berbahan baku sampah daun kering.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan, M.
Sefri Masdian sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Sertu
Zulkarnaen bersama anggota RPPS tersebut.
Menurutnya, hal itu adalah suatu inovasi yang sangat luar biasa dan harus terus didukung. Sehingga kedepan harapannya tidak ada lagi peternak yang kesulitan mencari pakan hijauan.
“Ini sesuatu yang luar biasa dan harus didukung. Siapa
tahu kedepan Kecamatan Sidomulyo ini bisa menjadi sentra ternak kambing atau
sapi. Jika kita terus sosialisasikan, bisa saja kedepan inovasi ini akan mensejahterakan
peternak yang ada di Lampung Selatan,” kata Sefri. (az)
[..]
Dibuat oleh :
MA