DISKOMINFO LAMSEL, Kalianda – Lonjakan harga pangan kian terasa
mencekik. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi
Tohir, menegaskan bahwa inflasi bukan hanya soal angka atau statistik,
melainkan realita yang langsung dirasakan masyarakat di seluruh penjuru negeri.
“IPH (Indeks Perkembangan
Harga) memang jadi acuan, tapi ini bukan hanya masalah data di atas kertas.
Kita harus kerja nyata, karena masyarakat sudah merasakan langsung harga yang
terus naik,” tegas Tomsi saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi
Pengendalian Inflasi secara virtual pada Senin, 23 Juni 2025.
TPID Lampung Selatan Ikut
Pantau Harga dari Daerah
Rakor yang diselenggarakan oleh Kemendagri tersebut juga diikuti oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lampung Selatan, yang hadir secara daring melalui aplikasi Zoom dari Ruang Bagian Perekonomian, kantor bupati setempat.
Dalam rapat tersebut, Tomsi
menyampaikan kekhawatiran terhadap kenaikan harga sejumlah komoditas pangan
utama, seperti: beras, daging ayam, bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.
Kenaikan harga ini terutama
terjadi pada minggu ketiga bulan Juni, dan dinilai sebagai sinyal penting yang
harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
Tomsi juga mengungkapkan bahwa
pemerintah pusat sebenarnya telah melakukan antisipasi. Salah satunya melalui
kesepakatan dengan Bappenas terkait program Stabilisasi Pasokan dan Harga
Pangan (SPHP). Namun, hingga saat ini pelaksanaannya masih belum optimal.
“Dua minggu lalu kita sudah
sepakat SPHP segera dijalankan. Tapi memang, proses administrasi perlu
dipercepat. Ini masih jadi pekerjaan rumah besar kita,” ujarnya.
Tomsi menekankan bahwa
pengendalian inflasi bukan hanya tanggung jawab pusat. Daerah harus aktif dan
sigap dalam memantau dan menstabilkan harga.
“Jangan menunggu. Kepala daerah
harus bergerak cepat, pantau perkembangan harga, turun langsung ke lapangan,”
imbuhnya.
Dengan momen Iduladha dan tahun
ajaran baru yang semakin dekat, pemerintah pusat berharap agar pemerintah
daerah tidak terlambat mengambil langkah konkret, demi menjaga daya beli masyarakat
yang semakin tertekan.
“Harga di pasar adalah cermin
kinerja kita. Jangan biarkan rakyat terus terbebani,” kata Tomsi Tohir. (ptm)