DISKOMINFO LAMSEL, Kalianda - Pemerintah pusat kembali menyoroti
perkembangan inflasi nasional menjelang penutupan tahun, setelah data
menunjukkan kenaikan inflasi di 36 provinsi.
Dalam momentum tersebut,
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melalui Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) turut mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi
bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia, Senin
(8/12/2025).
TPID Lampung Selatan mengikuti
rakor secara daring dari Ruang Kepala Bagian Perekonomian, Kantor Bupati
setempat. Rakor dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri RI, Tomsi Tohir,
yang menekankan perlunya langkah antisipatif dan penguatan koordinasi daerah
untuk meredam potensi lonjakan harga.
Deputi Bidang Statistik,
Distribusi dan Jasa BPS RI, Pudji Ismartini, dalam paparannya menyampaikan
bahwa inflasi year to date hingga
November 2025 tercatat sebesar 2,27 persen, lebih tinggi dibandingkan periode
yang sama pada 2023 dan 2024.
Angka tersebut menggambarkan
tren kenaikan harga sepanjang tahun berjalan, meski belum memasukkan data bulan
Desember.
Menurut Pudji, kelompok
penyumbang inflasi pada 2025 didominasi makanan, minuman, dan tembakau, sama
seperti tren tahun 2023. Komoditas yang paling mendorong inflasi tahun ini
antara lain emas perhiasan, cabai merah, dan beras.
Adapun provinsi dengan tingkat
inflasi tertinggi berada di kawasan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah,
Jambi, Aceh, dan Sumatera Utara, dengan kisaran 2,96 persen hingga 3,63 persen.
Secara umum, hanya dua provinsi yang mencatat penurunan inflasi. Nusa Tenggara
Barat menjadi daerah dengan kenaikan tertinggi mencapai 6,12 persen.
“Hampir seluruh provinsi
mencatat kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang cukup tajam, dan
dampaknya meluas hingga kabupaten/kota. IPH tertinggi tercatat di Kabupaten
Nias,” kata Pudji Ismartini.
Melalui rakor tersebut,
Kemendagri kembali menegaskan perlunya intervensi cepat dan terarah dari
pemerintah daerah, termasuk penguatan pengawasan komoditas strategis,
stabilisasi pasokan, dan mitigasi gejolak harga menjelang akhir tahun. (ptm)