DISKOMINFO LAMSEL, Kalianda - Dalam upaya memperkuat pembangunan
yang inklusif, Kalyanamitra bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung
Selatan berkomitmen menghadirkan desa berperspektif gender, dimana setiap warga
memiliki peran dan kesempatan yang setara tanpa ada yang tertinggal (no one left behind).
Komitmen itu ditegaskan melalui
Workshop Program Pengembangan Komunitas tentang Pembangunan Desa Berperspektif
Gender yang diselenggarakan Kalyanamitra di Hotel Negeri Baru Resort, Kalianda,
Jumat (17/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh
perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial,
Dinas Kesehatan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan, Camat
Natar, serta sejumlah peserta lainnya.
Direktur Kalyanamitra, Ika
Agustina, menjelaskan bahwa workshop bertujuan memperkuat pemahaman peserta
terhadap kebijakan pembangunan desa yang berperspektif gender, berbagi praktik
baik, dan menyusun strategi bersama menuju pembangunan desa yang berkeadilan
sosial.
“Kami ingin memastikan bahwa
pembangunan desa tidak hanya membangun secara fisik, tetapi juga membangun
manusia dan keadilan sosial. Prinsipnya, no
one left behind,” ujar Ika.
Ia menambahkan, Kalyanamitra
telah aktif selama 40 tahun sejak 1985, dengan fokus utama memperjuangkan suara
perempuan dan kelompok rentan agar diakomodasi dalam kebijakan pembangunan,
baik di tingkat nasional maupun desa.
“Di Lampung Selatan, kami sudah bekerja sama lebih dari 10 tahun, khususnya di Kecamatan Natar. Kami terus mendorong kolaborasi lintas sektor agar perempuan turut berperan aktif dalam pembangunan desa,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lampung Selatan, Erdiyansyah,
yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan salam dari Bupati Lampung Selatan,
Radityo Egi Pratama, yang berhalangan hadir.
Ia menyampaikan apresiasi atas
konsistensi Kalyanamitra dalam mendukung penguatan desa berkeadilan gender.
“Kehadiran Kalyanamitra membawa
dampak positif bagi pembangunan desa di Lampung Selatan. Ini bentuk nyata
kemitraan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Erdiyansyah menuturkan, Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas wilayah 2.109,74 km² yang mencakup 17 kecamatan, 256 desa, dan 4 kelurahan. Menurutnya, pembangunan ke depan harus mempertimbangkan ketahanan sosial dan kesetaraan gender sebagai fondasi utama.
“Kita hidup di era digital dan
menghadapi tantangan perubahan iklim serta dinamika sosial ekonomi global.
Karena itu, perempuan di desa bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga agen
perubahan, penggerak ketahanan pangan, pelestari lingkungan, dan pelayan
masyarakat,” kata Erdiyansyah. (Gil)