DISKOMINFO LAMSEL, Kalianda - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Republik Indonesia (RI), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan inflasi
pada minggu ke-2 bulan April 2025 berada di angka 1,65 persen secara month to month. Sementara secara year of year tercatat di angka 1,03 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Amalia
Adininggar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama
Kementerian Dalam Negeri RI secara virtual, Senin (14/4/2025).
Rakor ini juga diikuti oleh TPID Kabupaten Lampung Selatan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dari Ruang Kabag Perekonomian, Kantor Bupati setempat.
Amalia Adininggar
mengungkapkan, peningkatan angka inflasi tersebut dipengaruhi oleh berakhirnya
diskon tarif listrik sebesar 50 persen, yang diberikan oleh pemerintah selama
bulan Januari - Februari 2025, dengan andil inflasi sebesar 1,18 persen.
Tarif listrik yang kembali
normal pada bulan Maret 2025, lanjut Amalia Adininggar, memberikan kontribusi
yang cukup signifikan terhadap laju inflasi.
"Karena berakhirnya diskon
listrik 50 persen. Dengan demikian, andil nonkomponen perumahan, air, listrik,
dan bahan bakar rumah tangga 0,47 persen," ungkapnya.
Selain itu, Amalia Adininggar
juga mengungkapkan, beberapa bahan pangan seperti bawang merah, ikan segar, dan
cabai rawit juga mengalami kenaikan harga.
Hal ini dipengaruhi cuaca
ekstrem dan gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia menjadi penyebab
pasokan terganggu, sehingga mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.
"Bila dibandingkan dengan
lebaran tahun lalu, daging ayam ras, bawang merah, setiap lebaran mengalami
inflasi cukup tinggi. Tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan tahun
lalu," kata Amalia Adininggar. (ptm)