1. INISIATOR
UPTD PUSKESMAS TANJUNG SARI NATAR
2. BENTUK INOVASI
Inovasi Pelayanan Publik
3. RANCANG BANGUN DAN POKOK PERUBAHAN
Kejadian stunting bukanlah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba, namun kondisi akibat terjadinya mal nutrisi yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Tidak bisa dipisahkan bahwa kondisi stunting ini berawal dari proses kehamilan yang mengalami kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan. Salah satu indikator kondisi ini adalah terjadinya anemia dan jenis anemia yang umum terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi (anemia karena kekurangan asupan zat besi).
Data penelitian terhadap ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu dan ke Puskesmas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Sari Natar yang meliputi Desa Tanjung Sari, Bumi Sari, Way Sari, Krawang Sari, dan Muara Putih pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2021 didapatkan hasil bahwa 37,9% ibu hamil mengalami anemia. Pada intervensi lanjutan, dari angka tersebut 50% merupakan anemia defisiensi besi. Menurut WHO (World Health Organization) bahwa angka kejadian lebih dari 20% merupakan masalah serius yang akan berdampak buruk dalam jangka panjang bila tidak teratasi.
Pada masa kehamilan, kebutuhan zat besi mengalami peningkatan. Semakin bertambah usia kehamilan maka semakin bertambah pula kebutuhan zat besinya. Pada Trimester pertama, kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester kedua kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg. Pada Trimester ketiga kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.
Pemenuhan kebutuhan zat besi dari ibu hamil sering tidak terpenuhi, meskipun telah diberikan suplemen tablet tambah darah. Hal ini karena ibu hamil sering lalai dalam mengonsumsi tablet tambah darah dengan berbagai alasan, diantaranya : karena efek samping yang dirasakan (mual) dan juga karena sering lupa. Sehingga kecukupan zat besi menjadi tidak terpenuhi. Dengan tidak rutinnya ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah maka pemenuhan zat besi praktis hanya berasal dari makanan. Di antara makanan sebagai sumber zat besi yang mudah dan terjangkau untuk dapat dikonsumsi diantaranya adalah hati ayam, telur dan ikan. Kandungan zat besi pada hati ayam 10 mg/100 gr, kuning telur mencapai 0,9 mg dan ikan air tawar dapat mencapai 1,3 mg. Selain mudah untuk dikonsumsi, makanan ini juga mengandung nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin dan mineral. Berdasarkan hal tersebut, maka UPTD Puskesmas Tanjung Sari Natar menyampaikan usulan inovasi dengan nama ATIKA CANTING (Ati, Telur, dan Ikan Cegah Anemia dan Stunting) sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini.
4. TUJUAN INOVASI
Salah satu upaya dalam rangka melakukan intervensi gizi terhadap masyarakat dan pemenuhan kecukupan asupan gizi untuk pencegahan anemia ibu hamil dan pencegahan stunting.
5. MANFAAT INOVASI
Manfaat yang diperoleh dari adanya inovasi ini adalah untuk menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil sehingga mengurangi risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang janin dan anak yang dilahirkan menjadi stunting.
6. HASIL INOVASI
Hasil yang diharapkan dengan adanya inovasi ini adalah peningkatan pengetahuan terkait anemia dan cara pencegahannya pada ibu hamil serta mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil dan sebagai upaya pencegahan stunting dimulai dari kehamilan.
Berikut Pedoman Teknis Inovasi dapat diunduh pada file berikut ini:
ATIKA CANTING (Ati, Telur, dan Ikan Cegah Anemia dan Stunting)
Last modified: 14/08/2024