Portal Informasi Pemkab Lampung Selatan

instagram takipçi al

BANG DEWA (Pengembangan Destinasi Lingkar Desa Wisata)

16/06/2023

1. INISIATOR

Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

2. BENTUK INOVASI

Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah

3. RANCANG BANGUN DAN POKOK PERUBAHAN

Kecamatan Penengahan menginisiasi inovasi Pengembangan Destinasi Lingkar Desa Wisata (BANG DEWA), dan sudah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor: B/184/V.02/HK/2022 tanggal 17 Januari 2022 tentang Penetapan Inovasi dan Pelaksana Inovasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan. SK Bupati penetapan inovasi ini merupakan regulasi turunan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 17 dan pasal 23 Peraturan Bupati Lampung Selatan Nomor 4.1 Tahun 2020 tentang Inovasi Daerah.

Inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) dilakukan untuk pengembangan jalur lingkar desa wisata yang akan dikembangkan sebagai salah satu kawasan potensi pariwisata di wilayah Kecamatan Penengahan Kabupaten lampung Selatan. Kawasan ini akan dibentuk serupa “huruf U” yang melingkari objek-objek wisata di 5 desa tersebut antara lain :

1. Desa Wisata Gedung Harta

Desa Gedung Harta memiliki potensi yang sangat besar yang tersimpan untuk dikembangkan menjadi desa wisata religi. Apalagi Desa Gedung Harta merupakan pintu masuk lingkar desa wisata yang mengusung destinasi makam pahlawan nasional Radin Inten II. Permasalahan yang menjadi penghambat perkembangan Desa Gedung Harta sebagai sebuah desa wisata religi adalah belum terlihatnya suasana desa wisata yang berfokuskan pada wisata religi yang membuat perkembangan Desa Gedung Harta cenderung stagnan sampai saat ini dan berdampak kepada jumlah kunjungan wisatawan, hal itu terlihat dari kurangnya partisipasi masyarakat karena pengelolaan makam pahlawan nasional Radin Inten II murni dipegang oleh pengelola makam itu sendiri.

Melalui inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) ini dapat membantu pihak terkait khususnya Pemerintah Desa Gedung Harta dan pemangku kepentingan lainnya seperti pengelola destinasi wisata religi dan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunas Jaya dalam mempersiapkan diri menuju sebuah desa wisata religi yang ideal.

2. Desa Wisata Banjarmasin

Desa Banjarmasin terletak di Lereng Gunung Rajabasa yang berbatasan sebelah timur dengan Desa Gedung Harta dan sebelah barat dengan Desa Way Kalam (Kawasan Destinasi Lingkar Desa Wisata) dimana kondisi geografisnya didominasi oleh lahan pertanian baik persawahan maupun perladangan. Desa Banjarmasin memiliki peluang besar untuk pengembangan destinasi wisata sebagai Desa Wisata Kuliner dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Namun, peluang potensi wisata tersebut belum diimbangi dengan sumber daya manusia yang kompeten. Melalui inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA), dengan adanya Desa Wisata Kuliner dapat memfasilitasi masyarakat untuk membuka usaha sehingga bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat selain itu kuliner yang dapat dicicipi dan dikemas sebagai oleh-oleh pun merupakan faktor penting dalam promosi desa wisata yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa.

3. Desa Wisata Way Kalam

Desa Way Kalam terletak di sebelah timur berbatasan dengan Desa Banjarmasin dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Merambung Desa Padan. Desa Way Kalam sudah terkenal dengan adanya Air Terjun Way Kalam dan Air Terjun Anakan dengan aktivitas wisata yang sudah banyak dikunjungi wisatawan. Karena, untuk mencapai lokasi air terjun tersebut, harus melewati jalur yang sangat terjal dengan pemandangan alam yang masih alami.

Permasalahan yang dihadapi Desa Way Kalam, antara lain: Belum tersedianya tempat pengembangan sentra desa wisata, belum optimalnya koordinasi pengelolaan desa wisata oleh Pokdarwis, masih ada potensi daya tarik wisata yang belum tergali, masih lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal serta masih kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata.

Melalui inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) ini akan dilakukan strategi pengembangan sebagai berikut:

  • Diperlukan koordinasi pengelolaan desa wisata antara Pemerintah Desa Way Kalam dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Pemerintah Kecamatan Penengahan untuk mempersiapkan lahan sebagai pusat pengembangan Desa Wisata.
  • Menyediakan tempat parkir kendaraan untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Way Kalam.
  • Sebagai tempat start atau mulainya wisata tracking, cycling, wisata petualang.
  • Mengembangkan pondok-pondok wisata yang dimiliki dan dikelola masyarakat lokal.
  • Tetap mengkonservasi alam dengan tidak mengubah bentang alam karena wilayah tersebut merupakan daerah penyangga atau daerah resapan.
  • Mengembangkan eko wisata berbasis kearifan masyarakat lokal.
  • Mengembangkan Sumber Daya Manusia agar masyarakat lokal lebih berperan aktif dalam pengembangan desa wisata.

4. Desa Wisata Padan

Desa Padan berada di kaki Gunung Rajabasa dan letak sebelah timur berbatasan dengan Desa Way Kalam serta sebelah utara berbatasan dengan Desa Taman Baru (Kawasan Destinasi Lingkar Desa Wisata). Desa Padan memiliki objek wisata taman renang alam yang diberi nama “Way Benteng Kedagaan (WBK)” yang merupakan wisata Umbul Limau Khagi. WBK adalah tempat pemandian yang bersumber dari mata air langsung. Selain potensi wisata taman renang alam WBK, dalam rangka mengangkat kehidupan perekonomian masyarakat setempat di Dusun Merambung terdapat kerajinan UMKM membatik tulis, budidaya jamur merang dan produksi kopi dano. Dan tak kalah menariknya, di Dusun Merambung tersebut terdapat bukit yang berpotensi dapat dikembangkan menjadi objek wisata edukasi alam dan budaya. Bukit tersebut diberi nama “Bukit Nabang Pelangi (Bunapel)”. Permasalahan yang dihadapi Desa wisata Padan adalah kelembagaan yang belum jelas, perlunya pendampingan terhadap kerajinan UMKM, areal yang dirancang baik fisik maupun alam lingkungan saat ini belum ada pembenahan dan bahkan banyak bangunan fisik yang dipersiapkan untuk sentra pengembangan desa wisata kurang terawat.

Melalui inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) ini akan dilakukan strategi pengembangan antara lain:

  • Perlunya pembenahan dan penataan ulang sentra pusat pengembangan desa wisata tersebut agar lebih optimal untuk dijadikan start atau awal mulainya jalur tracking melewati areal perkebunan dengan alam yang terjal yang menantang sebagai adventure tourism (wisata petualang).
  • Perlunya peningkatan koordinasi pengelolaan Desa Wisata Padan agar lebih banyak bisa melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata baik secara langsung maupun mempersiapkan produk-produk kerajinan UMKM untuk dijual kepada wisatawan.

5. Desa Wisata Taman Baru

Desa Taman Baru sebagai desa wisata yang menawarkan daya tarik alam tersendiri. Kawasan desa yang berada di kaki Gunung Rajabasa dan perbatasan dengan Desa Padan yang merupakan lingkar desa wisata menawarkan satu pemandian yang menjadi ramai dikunjungi sejumlah wisatawan. Tempat pemandian itu dikenal sebagai “Way Tebing Ceppa (WTC)”. Objek wisata WTC ini dianggap cukup berpotensi untuk dikembangkan karena airnya yang menyegarkan dan suasana perkebunan yang menyatu dengan pegunungan. Pengelolaan tempat wisata WTC ini masih terus berproses, begitu pula penambahan fasilitas lainnya di kawasan ini. Disamping terdapat objek wisata alam WTC, di Desa Taman Baru juga terdapat UMKM kerajinan Kebungyang merupakan warisan dari nenek moyang dan ciri khas adat budaya Lampung yang terus dilestarikan. Permasalahan yang dihadapi Desa Wisata Taman Baru adalah kurangnya penataan lokasi dan pengelolaan kelembagaan yang belum jelas serta dibutuhkan pendampingan dalam rangka pengembangan desa wisata.

Melalui inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) ini akan dilakukan strategi pengembangan antara lain:

  • Menambah wahana bermain dan menambahkan unsur kearifan lokal agar menjadi pembeda dengan daya tarik wisata lainnya serta menata ulang tempat parkir yang sudah tersedia agar lebih layak.
  • Disamping itu juga, perlu adanya sinergi para pemangku kepentingan dengan Pemerintah Desa sehingga akan terjalin harmonisasi dalam pengembangan desa wisata.

4. TUJUAN INOVASI

Tujuan inovasi PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) adalah:

1. Mengetahui perkembangan ekonomi masyarakat yang diperoleh 5 Desa Wisata tersebut setelah ke-5 Desa Wisata itu dikembangkan menjadi sebuah kawasan Destinasi Lingkar Desa Wisata.

2. Agar tumbuh cluster desa-desa yang menjadi basis pokok berbagai kebutuhan desa wisata yang bersangkutan sehingga dapat:

  • Mendorong peningkatan Pendapatan Asli Desa
  • Mengangkat budaya, keunikan, keaslian dan sifat khas desaMendorong perkembangan kewirausahaan local
  • Menciptakan lapangan pekerjaan didesa
  • Meningkatkan perekonomian desa Agar pengembangan potensi pariwisata desa juga dapat mempercepat kemajuan desa dari desa tertinggal menjadi berkembang yang pada akhirnya mampu menjadi desa mandiri

5. MANFAAT INOVASI

Manfaat yang diperoleh dengan adanya inovasi “PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA)” ini adalah:

1. Tingkat kehidupan masyarakat maju dan budaya serta tradisi dapat lestari.

2. Manfaat perekonomian bagi masyarakat perdesaan dengan memperoleh keuntungan dari objek wisata yang ditawarkan dan meningkatnya kunjungan wisatawan sehingga perputaran perekonomian semakin lancar.

3. Meningkatkan keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagai sarana promosi produk local.

6. HASIL INOVASI

Hasil (output) dari inovasi “PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA) diharapkan adanya:

1. Lapangan Pekerjaan Baru.

Secara otomatis lapangan pekerjaan baru akan tercipta, mengingat desa wisata juga memiliki berbagai elemen untuk dipenuhi. Semisal masuk menjadi pengelola destinasi mulai dari penjaga parkir, toilet, pengelola homestay, pusat oleh-oleh atau rumah makan dan juga sebagai tim marketing online.

2. Peningkatan Produk Unggulan Desa.

Dalam hal ini terkait dengan ekonomi kreatif yang ada di desa perlu adanya inovasi, seperti produk olahan hasil pertanian dan home industri. Artinya desa harus mengelola potensi alam yang ada dan pemberdayaan UMKM, misalnya kopi yang biasanya di jual ke pasar perlu diolah dan dikemas agar mendapat nilai tambah hasil dari pertanian dan begitu juga sentra-sentra kerajinan UMKM. Karena pengembangan wisata tak pernah lepas dari produk olahan.

3. Peningkatan Infrastruktur Desa.

Pemerintah Desa dengan dana desa yang dimiliki, wajib merencanakan pengembangan wisata. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, seperti jalan desa atau jalan menuju destinasi. Selain itu, pembangunan sarana dan prasarana pengembangan destinasi, misalnya toilet, tempat beribadah dan juga tempat istirahat.

4. Jejaring dengan Pihak Luar Desa.

Dampak positif yang lain adalah jejaring dengan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang sama. Misalnya pemerintah setempat, pihak swasta atau juga instansi lain yang dapat diajak bekerjasama (agen tour dan travel, hotel dan pihak-pihak lain).

Agar hasil (output) dari inovasi “PENGEMBANGAN DESTINASI LINGKAR DESA WISATA (BANG DEWA)” tersebut tercapai, maka dipandang perlu adanya dukungan dan dorongan (support) dari beberapa lintas Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kabupaten Lampung Selatan antara lain:

 – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

– Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

– Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

– Dinas Perdagangan dan Perindustrian

– Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pedoman Teknis Inovasi dapat diunduh pada file berikut ini:

BANG DEWA (Pengembangan Destinasi Lingkar Desa Wisata)

Last modified: 23/07/2024

Comments are closed.

instagram takipçi al Alanya haber